buku tentang nabi muhammad - An Overview
buku tentang nabi muhammad - An Overview
Blog Article
Kondisinya masih berlanjut hingga kini, tatkala kami sedang berupaya mengajukan suatu formulasi Sirah dengan pendekatan yang lebih metodologis. Kami percaya bahwa Sejarah Nabi adalah dasar penulisan sejarah Islam. Memahami dan mencatat peristiwa-peristiwa dalam sejarah Nabi dengan tepat dan teliti adalah langkah awal dan mendasar untuk mempelajari sejarah Islam secara objektif. Berbeda dengan kecenderungan fiqih, para perawi peristiwa sejarah generasi pertama seperti alWaqidi dan Ibn Sa'd menganut cara kerja pertalian riwayat kolektif, yakni mencatat pelbagai riwayat menyangkut peristiwa tertentu, dibandingkan satu sama lain kemudian secara induktif ditarik satu kesimpulan subtantif yang selanjutnya dituangkan dalam satu bentuk riwayat sebagai yang tertera dalam karya-karya mereka. Hal ini tidak berarti mereka tidak mengadakan pengecekan riwayat, tetapi hasil pengecekan tersebut dituangkan dan dicatat dalam bentuk yang lebih kontekstual. Menurut hemat kami, cara kerja mereka bukanlah sesuatu yang perlu diingkari. Materi-materi yang mereka ajukan kita pelajari dan teliti berdasarkan pendekatan historis melalui pengecekan berita, perbandingan satu riwayat dengan lainnya, pertimbangan logika peristiwa dan yang terpenting kesesuaian suatu berita dengan kenyataan sejarah di saat mana peristiwa terjadi. Adalah visi emosional keagamaan yang masih tetap populer saat kami memulai studi ini, sebagaimana terlihat pada tulisan-tulisan dan karya-karya al-Khudary, Dr. Hasan Ibrahim Hasan, Sulaiman al-Nadawy dan lain-lain. Karya-karya tersebut tidak mencerminkan adanya penelitian bahkan tidak melakukan pengecekan details peristiwa atau pemilihan sumber-sumber referensi yang tepat. Karya-karya mereka hanya bisa diterima sebagai petunjuk-petunjuk mengenai taqwa dan wara' atau bahan ceramah mengenai etika di sekitar Sirah Rasulullah Saw.
Dapat digabungkan ke dalam kelompok mereka, Ibnu ‘Abd al-Bar dengan al-Isti'ab fi Ma'rifatis Shahabah-nya, yang meski hanya memuat sekelumit Sirah sebagai prolog, namun sarat dengan nilai ilmiah yang tidak terdapat pada karya-karya lain. Hal ini disebabkan karena Ibnu ‘Abd al-Bar, demikian juga Ibnu Hazm dan Ibnu Sidinnas semuanya menggunakan referensi asli. Dengan membaca Sirah melalui sumber-sumber asli tersebut akan memberikan kemampuan mengenal siapa Muhammad dalam sorotan sinar memukau yang dapat menerangi derap langkah kita hari ini dan esok. Telah disinggung sebelumnya, bahwa pendekatan tradisional tidak melakukan klasifikasi dan periodisasi tahap-tahap kehidupan Muhammad, tidak pula berupaya menjelaskan motivasi yang melatar-belakangi setiap tahap dan targetnya. Padahal Sirah bukanlah sekedar uraian peristiwaperistiwa dalam kehidupan Nabi melainkan rangkaian episode yang setiap tahap-tahapnya mengandung ajaran dan pelajaran. Sudah barang tentu akan kehilangan rahasia di balik setiap periode jika tidak mampu menemukan motivasi dan dasar pemikirannya. Yang dimaksud, bukan periode-periode kehidupan Nabi yang sering kita dengar lewat khutbah Jum'at tradisional melainkan tahap-tahap yang dapat dijadikan percontohan bagi perjalanan umat Islam selanjutnya. Motivasi dan dasar pemikiran setiap kebijakan Rasulullah merupakan pelita bagi umat Islam ke arah kesuksesan, kedamaian dan kesejahteraan. Untuk mempertajam pandangan historis, mari kita mengamati garis keturunan Muhammad yang telah kita hafalkan luar kepala sejak kecil dan berkali-kali dikutip dari buku-buku sejarah. Tapi adakah kita menangkap satu pedoman? 12
perang, karena menurut Rasulullah mereka juga melaksanakan tugas-tugas pelayanan umat. Beliau menetapkan bagian untuk dua sahabat yang tidak ikut perang lantaran patah akibat jatuh sewaktu mereka berangkat ke medan pertempuran. Bahkan beliau tetap memberikan bagian kepada Sa'd ibn Ubadah yang juga tidak ikut perang lantaran terpatok ular sewaktu bertugas keliling mengundang penduduk untuk berkumpul sebelum pasukan berangkat ke Badr. Rasulullah memberikan perhatian besar kepada pembangunan fisik kota Madinah setelah keamanannya betul-betul sudah terjamin dengan kemenangan gemilang di Badr. Beliau mendorong pembangunan perumahan dan mengajak para orang-orang badui yang bermukim di sekitar Madinah untuk hijrah. Hijrah disini tidak berarti mereka harus berpindah ke Madinah tetapi hijrah dalam arti menetap dan stabil dengan meninggalkan kebiasaan dalam kehidupan badui. Kehidupan badui adalah jahiliyah dan stabilitas dan memeluk Islam adalah peradaban dan kemajuan. Banyak sekali orang-orang Arab badui yang datang bermukim di Madinah dan menjadi bagian dari umat Islam serta memperoleh position golongan muhajirin walaupun sukunya termasuk golongan al-anshar yang bersekutu dengan Rasulullah termasuk suku Juhni dan Bellawi yang pindah menetap di Madinah sementara sebagian yang lain memperoleh position muhajirin meskipun masih menetap di daerah pemukiman mereka. Dan sebentar lagi kita jumpai cabang-cabang suku khuza'ah yang bermukim di wilayah antara Mekkah dan Madinah akan segera masuk Islam dan menjadi pendukung Rasulullah. Mereka semua menjadi muhajirin apakah dengan berpindah untuk menetap di Madinah atau tetap tinggal di wilayahnya. Sebagai konsekwensi dari perkembangan ini, wilayah Madinah bertambah luas berikut pertumbuhan populasi penduduk. Orang-orang mulai menggarap tanah-tanah pertanian luas yang terletak di lereng-lereng bukit, yang memisahkan antara satu pemukiman suku dengan yang lainnya.
Merupakan kitab sirah yang baik, penulis memaparkan kisah dan kondisi semenanjung arab sebelum kelahiran Nabi bahkan dari kisah nabi Ibrahim dan keturunannya hingga nasabnya sampai kepada Rasulullah. selamat menikmati...
pertempuran. Ia berkata: "Aku melihat sahabat Nabi observed berdiri tegak berbaris pada hari pertempuran Badr, mereka tidak menghunuskan pedang, dan menjadikan pedang mereka sebagai perisai dari serangan panah; aku melihat pedang mereka saling menutupi satu sama lain sedangkan pasukan yang lain (kaum musyrik) sudah menghunuskan pedang mereka, lalu aku tanyakan setelah itu kepada salah seorang dari muhajirin mengapa demikian? jawabnya : karena Rasulullah memerintahkan kepada kami untuk tidak menghunuskan pedang sebelum berhadapan langsung (dengan lawan)". Hal ini menunjukkan betapa kedisiplinan dan kesetiaan kaum muslim saat itu mengikuti perintah Rasulullah. Pada saat itu Ima ibn Rukhsoh bersama beberapa orang dari kaumnya sedang mengintai dari jauh di atas bukit dalam rangka menunggu hasil perang. Ia kemudian memeluk Islam, tetapi orang-orang dari suku buku kisah nabi muhammad pdf Giffar mengklaim bahwa sebagian dari mereka sudah masuk Islam sebelum hijrah. Kenyataan yang dapat ditarik dari uraian ini adalah bahwa suatu suku Arab termasuk suku Ghiffar saat itu dari jauh menyaksikan pertempuran. Hal ini menunjukkan bahwa mereka ingin mengetahui hasil perang. Yang menguatkan asumsi bahwa orang-orang Qureisy sangat berambisi memasuki pertempuran dan menunjukkan juga salah perhitungan mereka terhadap kekuatan pasukan Islam adalah AlAswad ibn 'Abd Al-Asad Al-Makhzumi yang 'nekad' ingin menembus pasukan muslim menuju kolam air dan berkata "Demi Tuhan aku akan minum dari kolam mereka atau aku menhancurkannya ataupun aku tewas karenanya". Rasulullah sendiri tidak melarang jika tujuannya hanya minum sekedar melepas dahaga dan beliau telah mengizinkan sebagian kaum Qureisy untuk minum. Tapi keangkuhan dan kesombongan yang ditampakkan oleh Al-Aswad harus dihadapi dengan kekerasan pula sehingga Hamzah maju dan memukulnya membuat salah satu kakinya terpotong dan dengan satu kaki Al-Aswad melompat ke kolam lalu minum.
Kita masih tetap mengacu kepada riwayat Bukhari, karena keaslian dan bebasnya dari tambahan dan penyelewengan. Telah ditegaskan terdahulu betapa kerugian yang menimpa Sirah jika ditulis dan diuraikan tanpa pengecekan seksama atau penelitian yang cermat. Ibnu Hisyam yang mengutip pendapat Abdullah ibn Zubeir menyatakan wahyu melalui mimpi yang pada gilirannya dikutip oleh Heikal tidak langsung tetapi melalui tulisan Emile Dermenghem, telah mengakibatkan terabaikannya nilai-nilai yang terkandung dalam proses dan cara turunnya wahyu. Bagaimanapun, mimpi bukanlah kenyataan melainkan kesan yang dirasakan oleh seorang yang tidur dan akan terhapus apabila bangun dari tidurnya. Nilai-nilai yang agung dalam kesadaran Muhammad menerima wahyu di antaranya adalah bahwa beliau merupakan bukti bagi pengalaman manusia menjalani sebuah peralihan spiritual. Beliau mengalami perasaan-perasaan takut, ragu, bingung dan bimbang bahkan derita yang mengiringi lahirnya perasaan-perasaan semacam ini dalam diri manusia, yang kemudian berganti menjadi harapan, optimisme, kepercayaan diri dan kebenaran mengenai apa yang dialami dan makna serta substansi pengalaman itu sendiri. Proses peralihan dari position sebagai manusia biasa menjadi Nabi dan Rasul sepenuhnya berlangsung secara pengalaman manusiawi. Sama dan sesuai dengan pernyataan al-Qur'an surah al-Isra' “katakanlah Muhammad, Maha suci Tuhanku, bukankah aku hanya sebagai manusia Rasul”. Hal ini mempunyai nilai ganda. Statusnya sebagai manusia agar menjadi suri tauladan bagi segenap manusia dalam mengurus dan mengatur kehidupan. Sedangkan statusnya sebagai Rasul agar menjadi petunjuk bagi segenap manusia dalam menjalani kehidupan menuju akhirat.
Sementara kesejahteraan hidup semakin meningkat dan pada saat yang sama menolak membayar upeti kepada gerombolan badui, bahkan sudah nyata bagi gerombolan Kurz Al-Fihry bahwa Madinah bukan lagi ‘tanah subur’ bagi hidup mereka yang mengandalkan perampokan, setelah mereka dikejar sampai sejauh a hundred and fifty km. ke arah barat laut Madinah, terbukti dengan tidak adanya lagi perampokan yang terjadi sesudahnya baik oleh mereka maupun gerombolan badui lainnya. Rasulullah telah berusaha memperoleh simpati dan dukungan suku Juheina karena pengaruhnya yang luas dan wilayah kekuasaannya yang strategis. Adalah tidak mungkin menguasai jalur perdagangan tanpa mendahulukan perjanjian kerja sama dengan Juheina, sehingga sejak awal Rasulullah sudah mengutus Abdullah ibn Gahsy dalam suatu ekspedisi untuk memperoleh perjanjian tersebut dan berhasil, bahkan dalam bentuk perjanjian tertulis sesuai dengan permintaan mereka kepada Rasulullah dan beliau menyetujui. Sejak itu Juheina menjadi sekutu Madinah dan setia menyampaikan laporan informasi setiap perkembangan yang terjadi di wilayahnya. Kesetiaan itu tergambar dalam pepatah yang tetap populer sampai sekarang ‘hanya pada Juheina berita yang pasti’. Untuk tujuan yang sama, Rasulullah juga berusaha memperoleh dukungan suku Judzam dan Belqien yang menguasai jalur dagang di wilayah yang memanjang dari wadi al-qura melalui mu'tah, tabuk, hesmy dan madyan sampai perbatasan selatan Palestina. Tapi hal ini dilakukan Rasulullah setelah perang Hudeibiya. Tatkala Rasulullah memutuskan untuk mencegat kafilah quriesy, Juheina berikut seluruh anak cabangnya sudah memperlihatkan loyalitas tinggi, karena melihat pada diri Rasulullah ketegasan dan ketekunan yang sunguh-sungguh dalam berupaya menarik simpati orang-orang Arab Hijaz eighty two
Oleh karena itu kami tetap memandang perlu memisahkan antara karya Ibnu Hisyam dengan karya Ibnu Ishaq. Di samping sumber-sumber terpercaya lainnya yang terdiri dari kitab-kitab Hadis dan terutama al-Qur'an, kami tetap mengandalkan karya-karya Ibnu Ishaq, al-Baladzary, alWaqidy, al-Ya'quby dan yang sederajat dan hampir tidak merujuk kepada karya Ibnu Hisyam sama sekali. Sesungguhnya pemandangan-pemandangan indah yang terlihat oleh Muhammad dalam mimpi-mimpi itu adalah semacam pengetahuan emanasi dari kontemplasi spiritual yang membuat beliau penuh lapang dada dan melihat kehidupan amat indah tatkala bangun dari tidurnya.
dijadikan alat oleh penyusunnya untuk memperoleh uang. Tapi harus disadari bahwa hal itu tiada harganya di sisi Allah. Untuk menjadi orang yang berhak menyandang nama Islam dan pengikut setia Rasulullah cukuplah dengan menjadikan akhlak sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
Mizanstore.com sebagai bagian dari Mizan Grup berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik, terutama dalam hal mengakses buku bacaan yang berkualitas yang dibutuhkan pembaca.
Yang dibutuhkan Rasulullah kini adalah pengenalan hal-ihwal Madinah lebih dekat dan menyeluruh karena di sini beliau akan membangun umat Islam. Umat Islam ialah kelompok muslim yang akan dipersiapkan untuk mengemban amanat Dakwah Islam. Jika masyarakat Madinah adalah masyarakat yang saling bermusuhan antara satu golongan dengan lainnya, maka tugas pertama yang segera dilakukan Rasulullah adalah mempersatukan mereka berdasarkan persaudaraan dan persahabatan di bawah naungan Islam dan demi tercapainya suatu tujuan yang sangat mulia, yaitu tersebarnya dakwah Islam di kalangan segenap umat manusia dan untuk sepanjang masa. Umat Islam akan berjuang tanpa menggunakan kekerasan pedang, tetapi dengan perdamaian, pengajaran yang berbudi dan tauladan yang baik. Kekerasan hanya dapat digunakan jika menghadapi lawan yang sengaja menabur rintangan bagi penyampaian pesan-pesan Islam kepada setiap orang. Bersikap keras bukan sebagai alasan untuk menyebarkan agama melainkan untuk melapangkan jalannya dakwah. Keberhasilan Rasulullah melakukan transformasi sosial yang hebat dan mena'jubkan itu, sangat ditentukan oleh rencana kerja yang sistimatis yang diperkuat dengan kader-kader pendukung dan penyebar misi yang berkualitas tinggi sehingga mereka menjadi foundation perjuangan yang mampu merealisasikan pesan-pesan dan ketentuan Allah dengan tepat waktu dan penuh konsekwen. Maka sebelum Rasulullah wafat, umat Islam sudah tersebar di semenanjung Arab dan menjadi foundation kekuatan ideologis dan militer yang belum pernah dikenal sebelumnya. Bagaimanakah semua itu tercapai tanpa ada rencana yang matang? Mengapa dapat dikatakan bahwa peradaban
tertua yang berhasil ditemukan hingga saat ini. Dalam studi sejarah, sumber yang paling otoritatif adalah yang paling dekat dengan kejadian sejarah tersebut. Oleh karena itu, Sirah Ibnu Hisyam
Setelah itu, penulis melanjutkan dengan peristiwa-peristiwa penting dalam kenabian. Dalam setiap potongan peristiwa tersebut, kita tidak hanya disuguhkan banyak momen yang epic
Rasulullah yang memberikan nama itu dan hingga kini masih tercatat dalam literatur. Ketiga, Huseikah terletak di pegunungan Dzubab yang cukup masyhur dalam georafi Madinah karena pernah menjadi ajang peperangan dahsyat antara golongan 'Aous dan Khazraj di satu pihak dengan kaum Yahudi di pihak lain untuk menguasai Madinah. Ini adalah knowledge baru yang amat penting. Keempat, dari ungkapan Khallad ibn Amr ibn al-Jumuh dipahami bahwa ia dengan membaca situasi dapat meramalkan perang akan meletus dan optimistis kaum muslim akan memenangkannya. Berbeda dengan Asyad ibn Khudeir yang tidak membaca situasi sehingga tidak ikut perang. Kelima, Sa'd ibn Abi Waqqash telah membeli sumur Buyut al-Suqya seharga dua unta muda yang sama dengan tujuh awqiya emas. Ini berarti satu unta muda (waktu itu) seharga 3.five awqiya. Satu awqiya sama dengan bobot satu dinar, yaitu 2.4 gr. emas. Hal ini amat berarti dalam menggambarkan kehidupan ekonomi Madinah kala itu, karena kita dapat mengetahui bahwa unta adalah mata uang yang digunakan dalam jual beli. Satu unta sama dengan sepuluh kambing. Seorang pembunuh hukumnya didenda seratus unta. Dengan demikian kekayaan seseorang dapat dinilai dengan seberapa jumlah ekor unta yang dimiliki.
Report this page